foto flickriver |
Denting cangkir yang
berbunyi nyaring beradu mengikuti irama pagi.
Cangkir berisi seceruk asa
diatas meja yang masih menanti kedatangan hati.
Cangkir berisi kepul uap
yang menari-nari mengikuti rasa hati yang enggan berhenti mencari arti.
Cangkir yang menemani kita memilih untuk tahu apa itu
patah hati.
Cangkir yang kata kamu adalah sebuah kita yang pernah
menikmati bersama, tapi tak sehati lagi.
Cinta kita sudah lama mati, sudah lama tak berdenting,
sudah lama tak ada arti, dan sudah lama menjadi ilusi.
Cangkir ini masih sama,
menjadi tempat menyeduh kopi yang sama, tapi sudah tidak menemani bincang kita
di pagi hari, aku sendiri menikmati bersama sepi.
Aku masih mengaduk kopi ini,
hingga ampas itu tercampur kembali, berputar mengitari dinding cangkir tiada
henti, berharap ketika putaran itu berhenti, ada hadirmu disini, bersama pagi yang
sudah lama pergi.
Setelah berhenti dari berputar,
aku mulai tahu, aku harus berhenti menantimu bersama rasa hambar, di meja
dengan dua kursi kayu yang sedang menikmati pagi.
Selamat pagi kepada cangkir
pagi.
0 Komentar