Sudah dua ratus hari setelah kepergianmu, kursi ini tak
berpenghuni.
Aku pernah duduk disana sedari menantimu kembali.
Tapi apakah kau tahu hati ini enggan berhenti menyisahkan
ruang untuk ditempati.
Mungkin kau tak pernah ingin tahu tentang kisah ini.
Aku masih terlalu retak untuk menerima.
Kegagalan cinta yang pernah ada.
Aku masih terlalu lemah untuk merasakan.
Kasih lembut seindah batu karang disana.
Malam ini aku berteman dengan sepi, duduk bersama pada kursi
yang pernah kita miliki.
Aku masih merasakan gelak tawa dikala gerimis malam itu.
Aku masih sempat mengingat jelas kecup manis yang mendarat
di bibirku.
Tapi aku tentu saja masih mengingat jika itu hanya bayang
ilusi dalam kalbu.
Kursi kosong ini sekarang menyendiri.
Seperti rinduku yang enggan mati terbawa oleh peri agar ia
dapat menyampaikannya kepadamu disana.
Kau mungkin tak akan kembali, atau aku akan menghampirimu
yang sudah lama pergi.
Disana, ditempat terakhir kita miliki.
foto puchsukahujan |
0 Komentar