Kalian pernah milih, milih teman, milih
calon gebetan sampai milih pacar.
Pernah kan?
Kalau ada yang bilang nggak pernah berarti dia
nggak pernah pacaran, dan nggak pernah berani milih calon pacarnya, karena bagi
dia milih itu kayak hal yang sangat jahat bagi dirinya. Kasian, sedih, dan
sangat menyedihkan orang-orang seperti ini.
Dulu pas masih jamannya sekolah ada satu ritual
entah dari jaman kapan ritual itu udah ada, kita milih pengurus kelas. Ya,
milih pengurus kelas itu gampang-gampang-mudah, salah milih aja bakal ditagih
uang kas sampe kerumah, Bendahara kelas gue dulu emang kejam, dia bela-belain
kerumah gue cuma buat nagih uang kas, padahal mah nggak seberapa, gue cuma
nunggak lima bulan.
Hening.
Waktu itu gue nggak ngasih suara gue buat milih pengurus
kelas, alhasil pengurus kelas waktu itu berantakan, semena-mena dan nggak
ngerti situasi dan keadaan kelas itu sendiri. Gue sedih dan gue nyesel. Gue
nyesel karena bukan mereka yang jadi pengurus kelas semena-mena sendiri, tapi
gue nyesel saat itu udah nggak ngasih suara gue buat milih pengurus kelas yang
lebih baik lagi.
Sejak saat itu setiap kali ada pemilihan pengurus
kelas yang baru-gue nggak absen buat ngasih suara gue, meskipun suara gue nggak
ngebuat pengurus kelas itu jadi apa yang gue mau, tapi seenggaknya gue udah
nyumbang suara dan nuntun mereka buat jadi yang lebih baik lagi buat ngurus
kelas jadi lebih baik.
“Milih itu kayak lo mau nulis, lo mau nulis apa? fiksi atau non fiksi,
lo tinggal pilih, tapi ketika lo nggak milih diantara dua itu, lo bakal nyesel
akhirnya karena nggak mau milih tapi tahu kalau passion lo ada di salah satunya”
Gue bukan orang politik, gue juga bukan
simpatisan partai-partai yang kadang cuma ngejual mimpi, tapi gue disini
sebagai warga Negara Indonesia yang ikut andil dalam pemilihan pemimpin Negara
ikut ngasih pencerahan buat kalian biar nggak golput.
ayo memilih! |
Beberapa hari yang lalu gue ikut dalam
komunitas KK (Kancut Keblenger)-KK adalah komunitas blogger, dan disana banyak
banget teman-teman blogger yang ikut, dari pelajar, mahasiswa, creative, sampai
orang yang ngerti dunia politik karena doi kebetulan kerja di komnas perempuan.
Dia adalah @elwielwi-cowok berketurunan tionghoa
yang sempet ngasih wejangan sama gue dan beberapa teman lainnya pas lagi
diskusi bebas sambil nikmatin cuaca puncak yang sejuk. Kami ngobrol banyak,
dari hal yang biasa sampai yang nggak biasa.
@elwielwi juga ngasih pencerahan
tentang pemilu di 9 april nanti kalau kita jangan golput.
Ada salah satu teman yang tanya, “Kenapa kita nggak
boleh golput, itu kan hak.”
Dengan tarikan napas yang pas dan intonasi suara
yang serius @elwielwi ngejelasin kenapa setiap kali pemilihan kita nggak boleh
golput, kita harus milih pemimpin itu. Jadi gini, kata @elwielwi. “Kita hidup
dimana? Di Indonesia kan?”
Kami mengangguk.
“Ketika kita nggak ngasih suara kita buat milih
pemimpin nanti, itu berarti lo semua dosa.”
“Dosa?” gue bertanya heran.
“Iya, karena ketika kalian golput dan pada
akhirnya yang jadi pemimpin di negri ini salah, semuanya bakal berantakan kan?
Dari sistemnya, dari masalah yang nggak bisa mereka selesain sekalipun, salah
siapa? Salah kita kenapa nggak mau milih.” Jelas @elwielwi
Gue mikir bentar, yang lain keliatan mikir juga,
“Tapi meskipun nanti kita milih juga, bakal kayak gitu kan, bakal berantakan
juga, awalnya kan emang udah ancur negri ini.” Jelas gue.
@elwielwi ngelempar senyum kearah kami. “Gini, lo
nggak milih berarti lo dosa, tapi kalau lo milih meskipun pemimpin itu nggak seperti
yang lo harapkan, lo bakal dosa kalau nggak nuntun mereka atau ngingetin mereka
buat ngebangun negri ini jadi lebih baik lagi.” @elwielwi ngelanjutin
penjelasaannya kepada kami, “Gue kebetulan kerja di komnas perempuan, kami bekerja
ngasih penyuluhan bagi orang-orang yang nggak ngerti apa-apa tentang pemimpin
di pemilu nanti.”
“Itu bukannya tugas panwaslu broo?” salah satu
teman bertanya.
“Emang benar itu tugas mereka, tapi karena ada
sesuatu hal-mereka nggak bisa ngasih penyuluhan itu, nah di ruang yang kosong
itu kami komnas perempuan masuk ngasih penyuluhan ke beberapa daerah di
Indonesia, biar mereka nggak golput dan nggak salah pilih.” Ujar @elwielwi
sambil nyeruput wedang jahe.
Kami semua mengangguk seolah mengerti, tapi
sebenarnya kami mengerti dari awal, tapi karena ego kami berupaya buat nggak
peduli-kalau golput itu bagian dari hak kami yang wajib digunakan.
“Kami punya penyuluhan yang namanya #Jitu.” Jelas
@elwielwi
Jeli
itu artinya cek dulu semua caleg di dapil kalian. Kalo dia dulunya pelaku
kekerasan terhadap perempuan, jangan pilih! #jitu
Inisiatif
itu artinya pilih caleg yang punya inisiatif utk mengubah semua perda
diskriminatif yang ada #jitu
Toleran
itu artinya pilih caleg yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip kebhinekaan.
Indonesia dibangun sama-sama #jitu
Yang
terakhir itu Ukur, pilih caleg yang punya program kerja yang bisa diukur.
Jangan pilih yang janjiin surga #jitu
Lebih jelas lagi kalian bisa baca timeline
@elwielwi di hestek #jitu disana ngejelasin semua tentang hal yang wajib kalian
ketahui untuk pemilu tahun ini.
Gue bengong, teman-teman yang lain juga bengong
ngedengerin penjelasan dari @elwielwi. Tadinya gue nggak akan milih
siapa-siapa, karena gue mikir percuma juga gue milih kalau akhirnya nggak ada pengesahan
UU tentang pembullyan jomblo di sabtu malam, tapi karena penjelasan dari
@elwielwi itu, gue jadi tahu. Yang penting bukan tentang pengesahan UU
pembullyan jomblo di sabtu malam bisa muncul apa enggak nantinya, tapi jadi apa
Indonesia tanpa suara kita nanti.
Sederhananya, ketika kita pengin jadi apa yang
kita mau, kita harus ada disana, bukan nggak peduli dengan hal itu. Simple kan.
Jadi lo masih mau golput? Inget suara kita berpengaruh untuk Indonesia.
4 Komentar
Gue suka tulisan yang mendidik. Sebesar apapun nilai yang dikasih, mendidik tetap lebih baik daripada cuma menggalau. :)))
BalasHapusLanjut sob!!
Matur suwun mas :)
Hapusgolput itu memang pilihan dan hak pribadi, golput ada karena kejenuhan sipemilih akan janji-janji calon yang akan dipilih sehingga untuk menyampaikan rasa emosi dengan GOLPUT..namun untuk hal dosa jika kita kaitkan dengan agama semua dosa,bahkan hal yang kita lakukan sekarang juga bisa dikatakan dosa,karena dosa tidak memihak pada hal yang sengaja atau tidak disengaja
BalasHapustergantung dari pribadi masing-masing ya :)
Hapus