Terlepas dari LDR selama 8 bulan, gue belajar banyak tentang
jarak, gue belajar cara menghargai waktu, gue belajar menepati janji, gue
belajar tidak plin plan dalam mengambil keputusan, sekarang kami berada pada
satu kota yang sama, kapanpun gue mau ketemu, tinggal jalan dan kemudian
mengetuk pintu rumahnya dan bilang,
‘aku kangen.’
Sesimple itu aja, sekarang kami bisa lebih banyak
berbincang, membicarakan hal-hal kecil yang seru atau sekedar membicarakan masa
depan, pacaran tuh buat apa sih kalo bukan buat diseriusin? Pacaran kan adalah
proses saling mengenal, kalo pun udah ngerasa gak cocok yang mending bilang,
jangan nunggu sampai akad nikah kan.
Pacar selalu membuat suasana menjadi seru, penuh dengan
canda tawa, karena hidup cukup penuh dengan duka, sekarang bukan saatnya lagi
mengorek luka tapi bikin setiap momen jadi bahagia.
Ini kisah gue.
Akhirnya kelar deh cerita berseri ini, meskipun gak banyak,
karena gue bingung harus nulis apalagi, karena lagi, pacar sekarang adalah
sesuatu yang penting saat ini, dan gue berharap akan terus menjadi penting, dia
pernah ngambek, gue pernah ngambek. Ngambek yang baik adalah meskipun salah
berani minta maaf duluan, bukan gengsi melawan hati.
Jadi, menurut gue, kisah dua manusia yang berlawan jenis akan
bahagia dengan cara terus memupuk tawa dengan kisah yang tiada habisnya, bikin
seru dan meminimalkan duka.
Udah ah, mau pacaran dulu, hehe
2 Komentar
Ciaahh, yg bisa pacaran.. wkwk
BalasHapushehe :p
Hapus